PAULTILLMANMUSIC-Platform Terbaik Untuk Menjelajahi Dunia Musik Internasional, Inspirasi, Dan Kreativitas

PAULTILLMANMUSIC Menyajikan Berbagai Konten Menarik, Termasuk Ulasan Lagu, Wawancara Eksklusif Dengan Musisi, Serta Analisis Mendalam Tentang Tren Musik Terkini.

PAULTILLMANMUSIC-Platform Terbaik Untuk Menjelajahi Dunia Musik Internasional, Inspirasi, Dan Kreativitas

PAULTILLMANMUSIC Menyajikan Berbagai Konten Menarik, Termasuk Ulasan Lagu, Wawancara Eksklusif Dengan Musisi, Serta Analisis Mendalam Tentang Tren Musik Terkini.

Musik

Perjuangkan Royalti Musik Indonesia Bersama AKSI Masa Depan

Perjuangkan Royalti Musik Indonesia Bersama AKSI Masa Depan merupakan salah satu pencipta lagu dan penyanyi berbakat di Indonesia. Baru-baru ini, Badai menyatakan tekadnya untuk terus memperjuangkan hak royalti musik, terutama yang berkaitan dengan performing rights. Bersama Asosiasi Komposer Seluruh Indonesia (AKSI), ia berkomitmen untuk memperjuangkan hak para pencipta lagu agar dapat menerima royalti yang layak sesuai dengan kontribusi karya mereka.

Komitmen Badai terhadap kesejahteraan para pencipta lagu tidak muncul begitu saja. Ia merasa bahwa masih banyak musisi yang tidak mendapatkan haknya dengan semestinya, terutama dari hasil performing rights. Dalam sebuah wawancara di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, Badai mengungkapkan kekhawatirannya terkait kondisi ini.

“Ini bukanlah masalah pribadi bagi saya. Namun, yang menjadi persoalan adalah bagaimana nasib para pencipta lagu yang menggantungkan hidupnya sepenuhnya dari karya musik. Banyak di antara mereka yang hingga saat ini belum mendapatkan hak royalti yang layak,” ujar Badai.

Perjuangkan Royalti Musik Indonesia Bersama AKSI

Badai saat ditemui di daerah Pondok Indah, Jakarta Selatan, baru-baru ini.

Menurut Badai, perjuangan untuk mendapatkan hak royalti musik bukan hanya demi keuntungan pribadi. Ia menegaskan bahwa perjuangan ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan semua pencipta lagu, terutama mereka yang selama ini belum merasakan keadilan dalam distribusi royalti. Dalam pernyataannya, ia berharap agar masyarakat, termasuk pemangku kebijakan, dapat melihat masalah ini dengan lebih serius.

“Masalah royalti musik sudah berlangsung selama puluhan tahun tanpa penyelesaian yang memadai. Oleh karena itu, kami berharap agar semua pihak dapat menunjukkan rasa kemanusiaan dengan mendukung perubahan yang lebih adil,” kata Badai dengan nada penuh harap.

Ia juga menekankan bahwa perjuangan yang ia lakukan tidak semata-mata bertujuan untuk memperoleh nilai royalti yang besar. Hal yang lebih penting adalah terciptanya perubahan dalam metode pembayaran performing rights. Badai menegaskan bahwa banyak pencipta lagu yang nasibnya masih terabaikan, meskipun beberapa di antaranya sudah mulai merasakan peningkatan hak royalti.

Pentingnya Metode Pembayaran yang Adil

Badai mengungkapkan bahwa meskipun ada pencipta lagu yang memperoleh royalti dalam jumlah besar, seperti ratusan juta rupiah, masih ada banyak rekan seprofesi yang hanya mendapatkan royalti dalam jumlah yang sangat kecil. Ia sendiri pernah merasakan betapa kecilnya royalti yang diterima, meskipun karya-karyanya banyak dinikmati oleh masyarakat.

“Saya pernah mendapatkan royalti sebesar Rp 450.000 dalam satu tahun. Hal ini tentu sangat memprihatinkan jika dibandingkan dengan popularitas lagu-lagu yang saya ciptakan,” ungkap Badai dengan nada kecewa.

Badai menegaskan bahwa perjuangan untuk memperbaiki metode pembayaran performing rights harus terus dilanjutkan. Bagi Badai, hal ini bukan sekadar perjuangan pribadi, tetapi sebuah langkah kolektif untuk memastikan bahwa para pencipta lagu dapat hidup layak dari hasil kerja keras mereka dalam menciptakan karya seni.

Solidaritas Sesama Musisi

Sebagai seorang musisi yang telah lama berkecimpung di industri musik, Badai merasa memiliki tanggung jawab moral untuk memperjuangkan hak-hak kolektif para pencipta lagu. Ia mengajak seluruh musisi dan pencipta lagu untuk bersatu dalam memperjuangkan hak royalti musik yang adil.

Denny Chasmala Dapat Royalti Rp 5,2 Juta dari WAMI, Anggota AKSI Tak Percaya dan Marah-marah

“Bagi rekan-rekan yang mungkin masih berpikir negatif tentang perjuangan ini, perlu saya tegaskan bahwa tidak ada kepentingan pribadi di sini. Fokus utama kami adalah memperbaiki nasib para pencipta lagu agar lebih sejahtera,” tegas Badai.

Perjuangan bersama AKSI juga tidak hanya berfokus pada perolehan nilai royalti yang besar, tetapi juga pada pembaruan metode pembayaran performing rights yang lebih transparan dan akuntabel. Ia berharap agar regulasi mengenai royalti musik dapat segera disesuaikan dengan perkembangan zaman, mengingat era digital telah banyak mengubah cara konsumsi musik oleh masyarakat.

Dukungan dari Sesama Musisi

Perjuangan Badai dan AKSI mendapat dukungan dari sejumlah musisi tanah air yang juga merasa bahwa sistem royalti di Indonesia perlu dibenahi. Beberapa musisi senior bahkan mengaku mengalami hal serupa, yaitu menerima royalti dalam jumlah yang tidak sebanding dengan popularitas lagu mereka.

Melly Goeslaw, salah satu penyanyi dan pencipta lagu ternama, juga pernah mengungkapkan bahwa pada suatu waktu ia hanya menerima royalti sebesar Rp 100.000, meskipun lagunya sangat populer. Hal ini menjadi bukti bahwa permasalahan royalti musik bukan hanya dialami oleh musisi pemula, tetapi juga oleh musisi yang telah lama berkarya.

Badai berharap agar perjuangan ini dapat menghasilkan perubahan nyata yang berdampak positif bagi seluruh pencipta lagu di Indonesia. Ia juga mengingatkan bahwa musik adalah karya intelektual yang patut dihargai dan dihormati, bukan hanya sebagai hiburan semata.

Kesimpulan

Royalti musik adalah hak yang harus diterima oleh setiap pencipta lagu tanpa kecuali. Badai, bersama Asosiasi Komposer Seluruh Indonesia (AKSI), terus memperjuangkan perubahan metode pembayaran performing rights agar lebih adil dan transparan.

Dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan masyarakat, sangat diperlukan untuk mewujudkan kesejahteraan para musisi. Dengan adanya pembaruan sistem royalti, diharapkan tidak ada lagi pencipta lagu yang merasa terabaikan atau dirugikan dalam memperoleh haknya.

Baca Juga : Kemeriahan Saat Tradisi Lebaran Dengan Iringan Musik Dan Seni

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.