Mengupas Lagu Chop Suey: Teror, Iman, dan Refleksi tentang Kematian
Mengupas Lagu Chop Suey: Teror, Iman, dan Refleksi tentang Kematian
Dirilis tahun 2001 oleh band metal asal Amerika, System of A Down, lagu “Chop Suey!” bukan sekadar musik cadas yang menggebrak telinga.
Di balik gebukan drum dan teriakan khas Serj Tankian, lagu ini menyimpan makna mendalam tentang kematian, penghakiman, iman, dan pencarian makna hidup.
Dengan tempo yang naik-turun dramatis dan perubahan dinamika vokal yang ekstrem, “Chop Suey!
menjadi semacam puisi keras—menggambarkan kegelisahan manusia terhadap nasib, eksistensi, dan bagaimana dunia memperlakukan mereka saat sedang terpuruk.
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5264638/original/028656000_1750876015-AP050509015850.jpg)
Judul yang Sarat Simbol
Judul “Chop Suey” sendiri adalah permainan kata. Awalnya, lagu ini diberi judul “Suicide”
namun atas permintaan label, diganti agar lebih “aman” untuk radio. Kata “Chop Suey” diambil dari makanan
Tionghoa-Amerika yang isinya campur aduk—menjadi simbol pas untuk lagu yang penuh lapisan makna dan emosi.
Band ini juga menyisipkan permainan kata dari “Self-righteous suicide” yang muncul di bagian chorus lagu
menyoroti bagaimana seseorang bisa dihakimi karena pilihan hidup atau kematiannya.
Lirik: Bentuk Jeritan dan Pertanyaan Filosofis
Lirik lagu ini dimulai dengan ketukan lembut dan vokal pelan, lalu tiba-tiba berubah jadi letupan keras yang emosional.
Dalam lagu ini, muncul pertanyaan menyakitkan yang dilontarkan penyanyi kepada dunia:
“Why’d you leave the keys up on the table?”
“Why have you forsaken me?”
Baris tersebut menyiratkan frustrasi dan perasaan ditinggalkan, baik oleh manusia maupun oleh Tuhan.
Frasa “Father into your hands, I commend my spirit” adalah kutipan langsung dari ucapan Yesus saat disalib, menghubungkan lagu ini dengan tema religius yang kuat.
System of A Down menggunakan kutipan ini bukan untuk berkhotbah, tapi untuk menggambarkan bagaimana
manusia, terutama yang dianggap “salah”, sering kali ditinggalkan saat paling membutuhkan dukungan.
Kritik Sosial dan Keberanian Membuka Tabu
System of A Down dikenal sebagai band yang vokal terhadap isu politik dan sosial. “Chop Suey!” tidak secara eksplisit menyebut peristiwa tertentu
tapi bisa dibaca sebagai kritik terhadap masyarakat yang cepat menghakimi seseorang tanpa memahami perjuangan atau rasa sakit yang mereka alami.
NADIA4D Kematian karena bunuh diri, misalnya, sering mendapat stigma sosial dan keagamaan.
Lagu ini seolah bertanya: mengapa seseorang yang memilih jalan tragis justru dianggap “tidak layak” dikasihani?
Dengan kata lain, lagu ini menampar norma sosial yang hanya peduli pada kebaikan seseorang saat mereka sedang “berfungsi” atau sukses—tapi mencampakkannya saat ia jatuh atau mengalami krisis.
Musik Sebagai Media Emosi
Secara musikal, “Chop Suey!” adalah representasi sempurna dari kekacauan batin yang kompleks.
Perubahan tempo yang ekstrem, transisi dari nada tenang ke distorsi keras, hingga vokal yang melengking—semua itu menciptakan efek emosional yang intens.
Ini bukan sekadar lagu untuk headbanging, tapi juga untuk merenung. Ketika musik dan lirik bersatu, mereka menghasilkan karya yang tak hanya menggelegar, tapi juga menggugah.
Penutup: Lagu yang Lebih Dalam dari Sekadar Terikan
“Chop Suey!” membuktikan bahwa musik keras tak selalu kosong makna. Di balik distorsi gitar dan hentakan drum
ada keresahan manusia yang nyata: soal iman, soal penghakiman, soal bagaimana kita memperlakukan mereka yang tersesat atau terluka.
System of A Down merangkumnya dalam lagu yang hingga kini tetap relevan. Sebuah karya yang pantas untuk direnungkan—bukan hanya didengar, tapi juga dipahami.
Baca juga: BABON dan Single Terbaru Cacti Traveler yang Dirilis Bersama Label Amerika