Site icon PAULTILLMANMUSIC-Platform Terbaik Untuk Menjelajahi Dunia Musik Internasional, Inspirasi, Dan Kreativitas

Perjalanan Karier Musik Bernadya Dituding Jiplak Lagu Taylor Swift

Perjalanan Karier Musik Bernadya

Perjalanan Karier Musik Bernadya Dituding Jiplak Lagu Taylor Swift belakangan ini tengah menjadi sorotan warganet akibat tuduhan yang menyebut dirinya menjiplak lirik lagu milik musisi internasional.

Tuduhan tersebut menyeruak di media sosial dan menjadi topik perbincangan hangat setelah salah satu akun pengguna platform X (sebelumnya Twitter) menuding bahwa lirik lagu Bernadya berjudul “Kata Mereka Ini Berlebihan” merupakan hasil terjemahan dari lagu “August” milik Taylor Swift yang dirilis pada tahun 2020.

Bernadya, yang lahir pada 16 Maret 2004 dan berasal dari Kota Surabaya, Jawa Timur, dikenal sebagai salah satu talenta muda yang aktif di industri musik Indonesia.

Kiprahnya sebagai solois maupun penulis lagu telah mengundang banyak apresiasi sejak kemunculan perdananya dalam ajang pencarian bakat The Voice Kids Indonesia. Namun, seiring meningkatnya popularitas, Bernadya kini dihadapkan pada tantangan yang tidak ringan: tuduhan plagiarisme yang menyerang integritas artistiknya.

Perjalanan Karier Musik Bernadya Tuduhan Plagiarisme

Isu ini bermula dari unggahan salah satu pengguna X dengan nama akun @/flickereid yang secara eksplisit menuliskan tuduhannya pada Selasa malam dan kemudian menjadi viral pada Rabu, 14 Mei 2025. Dalam cuitan tersebut, pemilik akun mengklaim bahwa Bernadya menerjemahkan bagian bridge lagu August secara langsung dan menjadikannya bagian dari lirik lagunya sendiri.

“Saya kena serang di TikTok karena menyampaikan hal ini, tapi saya yakin bahwa dia menerjemahkan lirik bridge lagu ‘August’ milik Taylor Swift dan menjadikannya sebagai bagian dari lagunya,” tulis akun tersebut.

Pernyataan tersebut segera menimbulkan berbagai reaksi dari warganet. Sebagian mendukung klaim tersebut dan mempertanyakan orisinalitas karya Bernadya, sementara yang lain menilai tuduhan tersebut terlalu jauh, bahkan tidak berdasar. Beberapa pihak menekankan bahwa lirik versi Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris tersebut memiliki makna yang tidak identik jika dikaji secara mendalam, baik secara kontekstual maupun emosional.

Klarifikasi Bernadya: Tegaskan Lirik Diciptakan Sendiri

Menanggapi tudingan tersebut, Bernadya menyampaikan klarifikasinya secara langsung melalui akun resmi X miliknya, @/bearnotber. Dalam pernyataan tersebut, ia menyatakan keberatannya atas tuduhan yang dialamatkan padanya dan membela proses kreatif yang telah ia jalani dengan sungguh-sungguh.

“Sudah capek-capek mikir dan menulis lirik lagu sendiri, lalu dibilang cuma menerjemahkan lagu musisi luar negeri dan tinggal bikin nadanya,” tulis Bernadya pada Rabu, 14 Mei 2025.

Dalam unggahannya, ia juga mengungkapkan bahwa meskipun dirinya tidak menampik kemungkinan terinspirasi oleh musisi lain, ia tidak pernah secara langsung menjiplak karya siapa pun. Menurut Bernadya, inspirasi adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses berkesenian, namun tetap harus diolah secara personal untuk menghasilkan karya yang orisinal.

“Saya tidak munafik. Beberapa karya saya memang terinspirasi dari lagu atau musisi lain, baik dari Indonesia maupun luar negeri. Namun saya selalu terbuka tentang hal itu, dan saya selalu berusaha menjadikannya sesuatu yang baru dan khas,” jelasnya.

Dalam dunia seni, termasuk musik, inspirasi dari karya lain merupakan sesuatu yang lumrah. Banyak musisi di seluruh dunia yang mengakui bahwa mereka tumbuh dan berkembang karena mendengarkan karya musisi lain yang lebih dahulu eksis. Namun, inspirasi tersebut berbeda secara prinsip dengan plagiarisme, yang dalam konteks hukum Indonesia termasuk pelanggaran terhadap hak cipta apabila dilakukan tanpa izin atau mencantumkan atribusi yang semestinya.

Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, plagiarisme adalah tindakan menyalin atau menjiplak sebagian atau seluruh karya orang lain dan mengakui sebagai ciptaan sendiri, yang dapat dikenai sanksi administratif maupun pidana. Dalam kasus Bernadya, belum ada pembuktian hukum atau investigasi lanjutan yang dilakukan secara resmi untuk menetapkan adanya pelanggaran tersebut.

Dukungan dan Reaksi Publik Terbelah

Menariknya, tanggapan publik atas kasus ini cukup beragam. Sebagian besar penggemar Bernadya menyatakan dukungan moral terhadap penyanyi idola mereka. Mereka menilai bahwa tuduhan tersebut terlalu tergesa-gesa dan tidak dilandasi oleh kajian atau perbandingan yang objektif. Ada pula yang mengkritisi kecenderungan netizen dalam menyebarkan opini tanpa fakta valid yang dapat dipertanggungjawabkan.

Di sisi lain, tidak sedikit pula yang berharap agar Bernadya atau pihak manajemennya memberikan transparansi lebih lanjut, misalnya dengan membuka proses kreatif penulisan lirik atau memberikan penjelasan teknis terhadap kemiripan yang dipermasalahkan.

Meski tengah diterpa isu yang cukup berat, Bernadya tetap menunjukkan sikap dewasa dalam menghadapi tekanan publik. Ia menegaskan akan tetap berfokus pada proses kreatif dan tidak terpengaruh oleh komentar negatif yang menurutnya tidak berdasar.

“Saya akan terus menulis dan menciptakan lagu-lagu berdasarkan pengalaman, perasaan, dan pikiran saya sendiri. Saya percaya, kejujuran dalam berkarya akan selalu sampai ke hati pendengar,” ujar Bernadya dalam salah satu unggahan lanjutannya.

Penutup

Kontroversi yang melibatkan Bernadya menjadi pengingat penting bagi masyarakat, khususnya pengguna media sosial, untuk bersikap bijaksana dalam menyampaikan kritik. Perbedaan antara inspirasi dan penjiplakan merupakan hal yang harus dipahami dengan cermat, terutama dalam ruang publik yang mudah memicu reaksi masif.

Bagi Bernadya sendiri, kasus ini menjadi ujian integritas sekaligus pembuktian konsistensinya sebagai seniman muda yang sedang bertumbuh. Ia tetap berpegang teguh pada prinsip bahwa karya yang baik lahir dari kejujuran, kerja keras, dan dedikasi terhadap seni.

Baca Juga : Lima Rekomendasi Band Instrumental Di Indonesia Terbaik 2025

Exit mobile version