
Kembangkan Pada Industri Musik Menjadi Ekonomi Kreatif Jember DRP sebuah perusahaan yang berkomitmen dalam pemberdayaan ekonomi kreatif di industri musik, kini resmi hadir di Kabupaten Jember. Kehadiran DRP di wilayah ini diharapkan dapat memberikan peluang baru bagi para seniman, terutama yang bergerak di bidang musik, untuk mengembangkan potensi kreatif mereka hingga mencapai tingkat nasional.
Tidak hanya berperan sebagai perusahaan dengan fokus utama pada label rekaman, DRP juga memiliki fungsi sebagai sub-agregator dan sub-publisher. Dengan konsep ini, DRP berusaha mendukung dan mengembangkan industri musik lokal agar lebih terstruktur dan memiliki daya saing lebih kuat di pasar nasional dan internasional.
Co-Founder DRP, Rachmat Idisetyo, mengungkapkan bahwa Jember memiliki banyak talenta berbakat, baik dalam penciptaan lagu, aransemen musik, hingga para konten kreator yang bergerak di industri kreatif. Namun, hingga saat ini, banyak potensi tersebut masih kurang terekspos dan belum mendapatkan wadah yang optimal.
Kembangkan Pada Industri Musik Di Jember
“DRP pada dasarnya adalah sebuah korporasi, tetapi yang membedakan kami dengan perusahaan lainnya adalah semangat awal yang kami usung. Kami ingin mengangkat potensi ekonomi kreatif daerah, khususnya dalam industri musik di Jember,” ujar Rachmat saat acara soft launching DRP di Jember, Jumat (21/2/2025).
Menurutnya, di era digital saat ini, masih banyak seniman daerah yang belum memahami konsep-konsep penting dalam industri musik, seperti peran publisher, penerbit musik, agregator, dan label rekaman. Selain itu, banyak pula yang belum memahami perbedaan antara industri musik konvensional dan dunia konten kreator.
Padahal, pemahaman terhadap aspek-aspek tersebut sangat penting bagi mereka yang ingin meniti karier di industri musik hingga mencapai skala nasional bahkan internasional.
“Banyak kendala yang dihadapi seniman daerah dalam mengembangkan karya mereka. Contohnya, saat sebuah lagu akan didaftarkan ke publisher atau label rekaman, yang dibutuhkan bukan hanya sekadar lirik atau notasi di atas kertas, tetapi juga sebuah karya yang sudah dikemas dalam bentuk konten siap edar agar dapat dinikmati dan diapresiasi oleh pasar,” jelasnya.
Oleh karena itu, melalui DRP, pihaknya berharap dapat memberikan edukasi kepada para seniman musik di Jember, sekaligus membantu mereka dalam mengasah keterampilan dan meningkatkan kualitas karya mereka.
“DRP hadir sebagai perusahaan yang membawa misi besar dalam memberikan perlindungan hukum bagi seniman musik serta mendukung peningkatan ekonomi mereka,” tambahnya.
Lebih lanjut, Rachmat mengungkapkan bahwa Jember dipilih sebagai lokasi awal pengembangan DRP berdasarkan hasil pemetaan yang telah dilakukan sebelumnya. Menurutnya, dari hasil riset yang dilakukan, Jember memiliki potensi besar dalam industri musik, sebanding dengan beberapa kota besar di Jawa Timur lainnya seperti Surabaya, Banyuwangi, dan Malang.
“Di Jawa Timur, hanya beberapa kota besar yang memiliki ekosistem musik yang cukup berkembang, di antaranya Surabaya, Banyuwangi, Malang, dan Jember. Oleh karena itu, kami melihat bahwa Jember merupakan wilayah yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan,” terangnya.