
Ciptakan Ekosistem Musik Komersial Velodiva Perkuat Regulasi Industri musik di Indonesia kini tengah memasuki era baru dalam pengelolaan hak cipta dan distribusi royalti di era digital. PT AS Industri Rekaman Indonesia (Asirindo) bersama dengan Velodiva resmi memperkenalkan sebuah inisiatif strategis guna meregulasi penggunaan musik komersial secara lebih efektif dan sesuai dengan hukum yang berlaku.
Velodiva, sebuah layanan pemutar musik digital yang dikembangkan oleh Lembaga Manajemen Kolektif Nasional (LMKN), hadir sebagai solusi bagi para pelaku bisnis dalam menggunakan musik secara legal tanpa khawatir akan pelanggaran hak cipta. Direktur Utama Asirindo, Jusak Irwan Sutiono, menegaskan bahwa platform ini bertujuan untuk memastikan kepatuhan hukum dalam pemanfaatan musik secara komersial.
“Menggunakan layanan streaming musik pribadi seperti YouTube, Spotify, atau Apple Music untuk keperluan komersial adalah sebuah bentuk pelanggaran yang dapat mengganggu ekosistem industri musik,” ungkap Jusak dalam pernyataannya di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (21/2/2025).
Ciptakan Ekosistem Musik Komersial
Ia menambahkan bahwa hanya layanan berlisensi dan sah seperti Velodiva yang mampu menjamin perlindungan hak cipta bagi musisi dan pencipta lagu. Dengan demikian, penggunaan musik dalam sektor komersial dapat berjalan sesuai regulasi yang berlaku.
Sejalan dengan hal tersebut, CEO sekaligus Founder Velodiva, Vedy Eriyanto, menyatakan bahwa Velodiva hadir dengan sistem distribusi royalti yang transparan dan akurat. Platform ini mengusung teknologi pencatatan otomatis yang mampu mendata setiap lagu yang diputar secara presisi.
“Kami meyakini bahwa pertumbuhan ekonomi digital harus berjalan selaras dengan perlindungan hak cipta. Oleh karena itu, Velodiva hadir sebagai solusi yang memastikan keadilan bagi seluruh pemangku kepentingan dalam industri musik,” jelas Vedy.
Ia menambahkan bahwa dengan Velodiva, pihaknya ingin menciptakan ekosistem yang lebih sehat dan berkelanjutan bagi semua pihak, baik itu pelaku usaha maupun musisi yang berkarya di Indonesia. Dengan mekanisme yang telah diatur sedemikian rupa, Velodiva menjanjikan transparansi dalam setiap transaksi royalti yang dilakukan.
Inisiatif ini diharapkan dapat mengubah paradigma dalam pemanfaatan musik di dunia bisnis. Dengan hadirnya sistem pembayaran royalti yang lebih mudah serta kepastian hukum dalam penggunaannya, Velodiva siap menjadi tolok ukur baru dalam industri musik digital Tanah Air.
Ketua LMKN, Dharma Oratmangun, menyebut kolaborasi ini sebagai langkah revolusioner dalam tata kelola royalti musik di Indonesia. Menurutnya, Velodiva bukan sekadar layanan pemutar musik biasa, melainkan sebuah inovasi yang dapat mendukung pertumbuhan industri musik secara berkelanjutan.
“Kolaborasi ini merupakan sebuah tonggak sejarah baru bagi industri musik Indonesia. Velodiva hadir sebagai solusi yang tidak hanya mempermudah distribusi royalti, tetapi juga memastikan keadilan dalam ekosistem musik digital,” kata Dharma.
Perkuat Regulasi
Dengan adanya Velodiva, diharapkan semakin banyak pelaku bisnis yang menyadari pentingnya menggunakan musik secara legal. Hal ini juga akan memberikan manfaat langsung bagi musisi dan pencipta lagu, yang berhak mendapatkan kompensasi yang sesuai atas karya mereka.
Secara keseluruhan, langkah strategis yang diambil oleh Asirindo dan Velodiva diharapkan dapat membawa perubahan signifikan dalam cara bisnis menggunakan musik dalam operasionalnya. Keberadaan platform ini menjadi landasan baru bagi regulasi musik digital yang lebih tertata dan berbasis pada prinsip keadilan bagi seluruh pihak terkait. Dengan penerapan sistem yang transparan dan inovatif, Velodiva siap menjadi standar baru dalam industri musik digital di Indonesia.