
Memainkan Alat Musik Rebeb Muazin Mudereje Tampil Memukau Muazin Mudereje, seorang seniman berbakat kelahiran Arul Latong, Aceh Tengah,
memainkan alat musik Gayo yang sudah punah rebeb.
Alat musik itu dimainkan dalam acara Desember Kopi Gayo di Galeri Kopi Indonesia, Kayu Kul Pegasing, 7 Desember 2024.
Muazin tampil solo. Ia mengawali dengan suling, kemudian rebeb Ia memainkan alat itu di panggung kecil. Ia mengenakan jaket motif kerawang Gayo.
Memainkan Alat Musik Rebeb
Alat musik rebeb ini juga ia mainkan di Loyang Pukes, dalam konser bunyi Frekuensi 432 bersama seniman Rangkaian Bunga Kopi pada 8 Desember 2024.
Rebeb alat musik yang pernah punah. Namun Muazin berhasil merekonstruksinya kembali.
Sebuah capaian luar biasa. Boleh jadi belum banyak yang mengetahui soal alat musik rebeb ini.
Rupanya rebeb dari Gayo ini pernah dimainkan Muazin Mudereje dalam Festival Internasional Maqom Art di Zamin Uzebekistan, perhelatan seni yang berlangsung 26 Juni hingga 2 Juli 2024.
Ia baru mengetahui, bahwa rebeb dari Gayo ini sama bentuknya dengan Rebeb di Turki, dan Uzbekistan.
Ia kemudian mendapat banyak pertanyaan, kenapa di Gayo, daerah pedalaman, ternyata punya alat musik yang sama.
Muazin telah membuat tiga Rebeb. Satu ia tinggalkan di Jakarta dan akan dimainkan apabila ada kegiatan di Jakarta dan luar negeri.
Hasil penelusuran Muazin, rebeb dari Gayo terdiri dari dua bagian utama: papan bunyi dan gagang.
Papan bunyi rebeb biasanya dibuat dari kayu nangka atau akar kayu selemeng, berbentuk elips atau bulat seperti piring, dan dilubangi pada bagian tengahnya.
Bagian belakang papan bunyi ditutupi dengan kulit dari perut kerbau atau sapi.
Gagang rebeb dilengkapi dengan tiga buah pasak tala untuk menggulung senar yang disebut tali kri, yang terbuat dari benang sutra yang dipelintir.
Penggesek rebeb terbuat dari bambu atau rotan dengan tali penggesek yang terbuat dari rambut ekor kuda, ijuk, atau serabut batang pisang.
Muazin Mudere mendapatkan informasi tentang rebeb dari buku “ATJEH” karya J. Kreemer yang diterbitkan pada tahun 1922.
Dalam buku tersebut, Kreemer menyebut rebeb sebagai alat musik senar tradisional Gayo, mirip dengan biola.
Rekonstruksi yang dilakukan Muazin mengacu pada deskripsi dan gambar dalam buku tersebut, serta penelitian dan eksplorasi mendalam.